Sebagai Lembar Tugas Mandiri Diskusi Problem Based Learning Mata Kuliah Agama Islam
Akhlak dalam Islam berarti perbuatan dan tingkah laku
yang baik dan terpuji sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah.1
Implementasi akhlak dalam kehidupan kita secara garis besar terbagi menjadi dua
bagian yaitu akhlak kepada Khalik dan akhlak kepada makhluk. Khalik atau sang
pencipta, ialah Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sedangkan makhluk, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, adalah sesuatu yang dijadikan atau diciptakan oleh
Tuhan.2
A. Akhlak kepada Khalik (Pencipta)
Sebagai salah satu makhluk, pastinya kita memiliki apa
yang disebut dengan khalik. Ialah Allah SWT yang telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Al
Qur’an Surah At Tiin ayat 4 yang artinya:
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya3
(QS: at-Tiin
4)
Sebagai wujud cinta kita kepada sang Pencipta, maka pilar
kerangka yang harus kita miliki antara lain 4:
- Al-Hubb, yakni mencintai Allah SWT melebihi cinta terhadap apapun dan siapapun dengan menaati segala perintah Allah dan menghindari segala larangan-Nya.
- Al-Raja, mengharapkan rahmat Allah dan berusaha keras agar dapat memperoleh ridha Allah SWT.
- As-Syukr, senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.
- Tawakkal, berserah diri kepada Allah tentang hasil nantinya, setelah berdoa dan berikhtiar.
- Qana’ah, yaitu menerima qadha dan qadhar yang Allah berikan setelah melakukan usaha maksimal.
- At-Taubat, mohon ampun dan bertaubat hanya kepada Allah SWT. Seseorang disebut telah bertobat dengan baik jika seseorang tersebut benar-benar merasa berdosa, bertaubat dan tidak mengulang kembali kesalahannya serta selalu tertib melaksanakan perinta Allah. Taubat yang demikian disebut Taubat Nasuha.
B. Akhlak
kepada Makhluk (Ciptaan)
Makhluk terbagi menjadi dua bagian yaitu manusia dan selain
manusia.1 Keduanya merupakan ciptaan Allah, dan karena itulah kita
harus tetap berperilaku baik pada makhluk lain, tidak hanya manusia melainkan
juga yang bukan manusia.
1. Akhlak kepada Manusia
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial harus
memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia, baik yang sesama muslim maupun
yang bukan, juga pada dirinya sendiri. Akhlak kepada manusia meliputi: 4
- Akhlak kepada Rasulullah SAW, dengan cara mencintai Rasulullah, senantiasa bershalawat untuk Rasulullah, dan menjadikannya tauladan yang dengan otomatis membuat kita mengikuti segala anjuran dan sunnah beliau serta tidak melanggar apa yang sudah dilarangnya.
- Akhlak kepada kedua orangtua (birrul walidain), orang yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Sudah sepantasnya kita bersikap baik pada keduanya, mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai kita.
- Akhlak kepada diri sendiri, dengan cara memelihara kesucian diri misalnya dengan menutup aurat, berkata jujur dan berperilaku adil pada diri sendiri dan orang lain, selalu mengerjakan sesuatu dengan ikhlas, malu untuk berbuat jahat, dan menghindari perasaan iri, dengki dan dendam.
- Akhlak kepada keluarga, diimplementasikan dengan cara membangun kasih sayang dalam keluarga, selalu melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak yang semestinya, dan senantiasa menjaga silaturahmi dengan anggota keluarga.
- Akhlak kepada tetangga, dengan cara menjaga silaturahmi, menghindari permusuhan dan perselisihan, saling menghargai dan menghormati, tolong menolong, dan tenggang rasa.
- Akhlak kepada masyarakat, dengan cara menghormati nilai dan norma yang ada, memuliakan tamu, menolong dalam kebaikan, menepati janji, membantu para fakir miskin, bermusyawarah guna mencapai mufakat, dan mencegah terjadinya perbuatan jahat (munkar).
2. Akhlak kepada Bukan Manusia
Makhluk selain manusia dibagi menjadi tiga bagian yakni
benda mati, alam nabati atau flora, dan alam hewani atau fauna 1.
Bentuk implementasi akhlak kepada selain manusia dapat berupa:
- Sadar dan bergerak untuk menjaga kelestarian lingkungan
- Memanfaatkan alam terutama hewan dan tumbuhan yang sengaja Allah SWT siapkan untuk manusia dan makhluk lain, namun tidak dengan serakah dan tetap menjaga kelestariannya
Referensi
:
1.
Mubarak, Zakky.
2010. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: Magenta Bhakti Guna.
2.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia
3.
Al-Qur’anul Karim.
4.
Anonymous. Akhlak.
tersedia dari http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/pendidikan-agama-islam/ahklak diakses pada Rabu, 17 Oktober 2012 pukul 2.00
ah bisa aja
ReplyDelete