Saturday, March 5, 2016

Tuberkulosis, Penyakit Mematikan yang Bisa Disembuhkan

Beberapa waktu lalu, saya sempat dikagetkan dengan kabar duka dari seorang sahabat yang saudara sepupunya meninggal dunia di usia belasan tahun karena sakit tuberkulosis. Penyakit infeksi yang bisa merenggut nyawa ini angka kejadiannya memang masih sangat tinggi di negara kita. Pada tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-4 angka kejadian TB terbanyak di dunia [update terbaru bisa jadi berbeda]. Apakah ini sebuah prestasi? Bisa dibilang begitu, karena berarti pendeteksian penyakit ini sudah cukup baik di negara kita, akan tetapi, patutkah kita berbangga akan prestasi tersebut? Berapa banyak orang yang terdiagnosis TB namun tidak mengikuti program pengobatan TB yang sudah terstandar dari pemerintah dan mengabaikannya sehingga tidak sembuh dan menjadi sumber penularan bagi orang lain? Menurut data Riskesdas 2013, hanya 44% dari penderita TB yang mengikuti program pengobatan dari pemerintah... Kemanakah sisanya? Mungkin ia duduk di samping kita saat kita naik angkot, atau nonton di bioskop? Mungkin ia adalah dosen kita yang sedang mengajar? Mungkin ia adalah teman sekamar kita di asrama? Bisa jadi, mengingat jumlahnya yang sangat tinggi di Indonesia. Banyak orang yang takut terkena penyakit TB, namun apakah kita harus sekhawatir itu?

Tuberkulosis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan melalui udara, dari droplet nuclei penderita TB paru aktif yang sedang berbicara, bernyanyi, batuk, atau bersin yang terhirup ke dalam paru orang sehat. [karenanya penderita TB paru harus diedukasi untuk selalu menggunakan masker untuk mencegah penularan ke orang lain] Kuman TB dalam droplet nuclei ini akan mati apabila terkena sinar matahari dalam hitungan detik hingga menit, karenanya penting untuk setiap orang menjaga ventilasi dan pencahayaan tempat tinggal terutama apabila ada penderita TB yang tinggal bersama.
Meskipun masuknya kuman ini selalu melalui paru, namun ia dapat menyebabkan penyakit di berbagai organ tubuh selain paru, termasuk otak, selaput otak, kulit, tulang, ginjal, kelenjar getah bening, usus, dan bisa juga diseminata atau menyebar ke seluruh tubuh. TB selaput otak atau meningitis TB cukup sering ditemukan selain TB paru dan dapat menyebabkan kelainan saraf permanen. Hal yang perlu kita waspadai bersama adalah apabila seseorang menderita TB paru, karena ia dapat menularkan penyakit tersebut ke orang lain.
Penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan antibiotik, tapi perlu diketahui bahwa kuman TB ini sangat kuat dan mudah sekali menjadi resisten atau kebal terhadap antibiotik. Karenanya, dibuat program pengobatan TB yang terdiri atas beberapa jenis antibiotik yang sangat kuat dan tidak biasa. Pengobatannya pun sangat lama, minimal selama 6 bulan. Saat ini pengobatan TB bisa didapatkan gratis di Puskesmas, sehingga seharusnya, biaya tak lagi jadi masalah... Sebagian besar penderita TB sembuh dengan pengobatan lini pertama, sebagian kecil harus berlanjut ke lini kedua karena tidak merespons baik dengan pengobatan lini pertama, sebagian kecil juga dapat relaps atau kambuh, atau bahkan terinfeksi kembali.
Kapan kita curiga akan gejala TB? TB dapat menunjukan gejala yang mirip dengan penyakit lain, namun jika anda atau orang terdekat anda mengalami batuk lebih dari dua minggu [wajib 'ain untuk periksa], berdahak, rasa lemas, nyeri dada, sesak, keringat malam, penurunan berat badan, sebaiknya anda segera datang ke dokter untuk memeriksakan diri. Biasanya anda akan diminta untuk cek dahak, apakah terdapat kuman TB di dalamnya. Jangan takut untuk berobat, karena tanpa pengobatan TB bisa mematikan dan menular ke orang terdekat yang anda cintai...
Hal penting lain adalah, jika ada anak-anak yang mengalami kontak dengan penderita TB, HARUS segera diperiksakan juga apakah terinfeksi atau tidak, dan diberikan antibiotik profilaksis (pencegahan) agar tidak sampai sakit.
Apakah TB dapat dicegah? Jawabannya YA! Imunisasi BCG telah lama menjadi program pemerintah kita, diberikan pada bayi berumur 2-3 bulan agar merangsang pembentukan imunitas seluler terhadap kuman TB. Imunisasi BCG terbukti mencegah manifestasi buruk dari TB dan TB diseminata. Jadi jangan ragu lagi untuk memberikan imunisasi pada bayi-bayi yang baru lahir...
Lalu apakah kita khawatir? Tentu saja! Apakah kita ingin prestasi kancah dunia perihal TB turun? Pasti! Karenanya, mari kita bersama aware dan saling mendukung program pemberantasan TB.
Semoga bermanfaat

Friday, March 4, 2016

Cerita koas part 2: Jaga Perdana

Semalam adalah jaga malam perdanaku. Aku mendapat tugas untuk berjaga di bagian Perinatologi RSCM, tempat bayi-bayi baru lahir yang perlu mendapat perawatan medis. Alhamdulillah aku tak sendiri, ada Kak Nay koas angkatan 2011 yang juga berjaga bersamaku, dan ada juga dokter ppds anak serta kakak-kakak perawat yang memang bertugas di perinatologi. Bisakah kau bayangkan, aku yang selama ini nggendong debay aja selalu salah kata mama, harus jaga perdana di Perinatologi. Untungnya ga perlu gendong debay di sini karena bayi-bayinya lagi dalam perawatan inkubator semua :'

Malam tadi ada dua operasi SC yang aku ikuti. Satu pasien ibunya CHF, dan satu lagi dengan plasenta previa yang sudah mengalami hemoragia antepartum. Untuk pertama sekaligus kedua kalinya dalam hidupku, aku melihat langsung proses kelahiran bayi manusia perabdominal yang orang kenal dengan operasi cesar. Di saat itulah seluruh bagian tubuhku merinding, melihat bagaimana perut ibu di iris dengan pisau bedah, lalu ditarik untuk diregangkan lebih lebar, lalu di obok obok rahimnya untuk menemukan bayi yang harus ditarik keluar.. Bisa dibayangkan berapa banyak darah yang keluar, dan rasa sakit yang ibu itu rasakan andaikata tidak diberikan anestesi. Satu ibu terpaksa harus dibius total sehingga ia tidak bisa mendengar tangisan pertama anaknya yang sudah dengan susah payah diperjuangkan oleh dokter ppds anak yang melakukan resusitasi. Satu ibu lagi sadar, namun kondisi bayinya sangat mengkhawatirkan, sebab hingga pagi ini ketika aku harus menyudahi jagaku karena ada jadwal kuliah, saturasi oksigen bayinya masih sangat rendah.. Aku hanya bisa berdoa semoga ibu, debay-debay itu, dokter, dan perawat yang bertugas semuanya diberi kekuatan menghadapi takdir yang akan terjadi, apapun itu pastilah yang terbaik..

Apa pelajaran yang kudapat malam ini?
  1. Bahwa proses melahirkan adalah sebuah perjuangan besar dari seorang ibu.. Entah itu pervaginam maupun perabdominal, duaduanya sakit, susah, dan harus kehilangan darah.. Jadi bagaimanapun kondisi ibu kita, jangan sekali kali menyakiti hatinya, karena buat keluar dari rahimnya dulu kita sudah sangat menyakiti fisik beliau...dan malah beliau merasa bahagia hatinya disakiti oleh keluarnya kita...
  2. Bahwa para tenaga kesehatan, sejahat apapun segalak apapun secapek apapun mereka, mereka adalah orang yang sangat baik hati karena merelakan waktu istirahatnya mengurus istri dan anak orang lain...
  3. Bahwa aku harus minum kopi setelah jaga karena segimananya aku mencoba fokus mendengarkan kuliah jam 7 pagi aku masih saja mengalami 'penurunan kesadaran' Untung ngga diusir dosen..
Ya sekian ceritaku hari ini.. Nantikan cerita selanjutnya ya :)