Hai-hai, ini hanya sekedar sharing pengetahuan ya...
Supaya gak dibilang autoplagiarism, FYI tulisan ini telah dimuat sebagai lembar tugas mandiri modul imunologi dasar 2013 :) Semoga bermanfaat.
Pendahuluan
Dalam menentukan diagnosis terhadap pasien, seorang
dokter tidak hanya melakukan pemeriksaan dari segi manifestasi klinis maupun saja,
melainkan juga melalui suatu proses komunikasi yang berlangsung di antara
dokter dan pasien. Untuk diagnosis alergi misalnya, seorang dokter harus
melakukan anamnesis terlebih dahulu sebagai salah satu tahapan pemeriksaan
pasien untuk mengetahui apa sebenarnya penyakit alergi yang dideritanya. Dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai seluk beluk anamnesis, sebagai salah satu hal
penting dalam diagnosis penyakit alergi.
Isi
Anamnesis adalah rangkaian kegiatan awal dari proses
pemeriksaan pasien, baik yang dilakukan langsung kepada pasien maupun kepada
keluarganya melalui suatu proses wawancara medis.1 Tujuan dari
anamnesis adalah mendapatkan data atau informasi yang menyeluruh dari pasien
yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah kondisi organobiologis,
psikososial, dan lingkungan pasien.1 Dengan diketahuinya ketiga
aspek tersebut dari pasien, diharapkan dapat menuntun ke arah perumusan masalah
klinis yang benar sehingga diperoleh cara penanganan yang paling tepat.
Anamnesis merupakan
salah satu bagian dari tahapan terjalinnya komunikasi dokter-pasien. Dalam
komunikasi dokter-pasien, harus dibangun suatu kepercayaan di antara keduanya
agar proses selanjutnya dapat berjalan lebih optimal. Tahapan komunikasi
dokter-pasien tersebut meliputi2:
1.
Memulai wawancara (initiating the
session)
2.
Mengumpulkan informasi (gathering
information)
3.
Penjelasan dan perencanaan (explanation
and planning)
4.
Menutup wawancara (closing the
session)
Dari keempat
tahapan tersebut, anamnesis berada di bagian nomor dua, yakni gathering information atau pengumpulan
informasi.2 Anamnesis diawali oleh pertanyaan mengenai identitas
pasien yang meliputi: umur, jenis
kelamin, ras, status pernikahan, agama, dan pekerjaan.2 H.M.S.
Markum (2011) dalam bukunya menambahkan alamat rumah sebagai identitas pasien
yang penting untuk diketahui.1 Identitas pasien penting sekali untuk
didapatkan karena dari sanalah kesan mengenai keadaan psiko-sosial, ekonomi,
budaya, dan lingkungan pasien dapat kita ketahui sehingga ketika menentukan
diagnosis dan penanganannya dapat kita lakukan dengan cepat, optimal, dan
sesuai dengan kondisi pasien.
Anamnesis yang baik
adalah yang berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).2 Empat
pokok pikiran yang menjadi pedoman pertanyaan sistematis dari anamnesis
meliputi: Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD),
Riwayat Kesehatan Keluarga, serta Riwayat Sosial dan Ekonomi.1,2
- RPS (Riwayat Penyakit Sekarang) Termasuk dalam RPS adalah keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah hal yang menyebabkan pasien datang berkonsultasi ke dokter, misalnya deman dan sesak napas, yang diberi keterangan lamanya.1,2 Setelah itu dilanjutkan dengan anamnesis lanjutan atau analisis gejala yang menggunakan prinsip tujuh butir mutiara anamnesis atau The Sacred Seven yang meliputi: lokasi sakit, onset dan kronologis, kuantitas keluhan, kualitas keluhan, faktor yang memperberat keluhan, faktor yang meringankan keluhan, dan analisis sistem yang menyertai keluhan utama.2
- RPD (Riwayat Penyakit Dahulu) Penting dalam anamnesis untuk menanyakan apakah pasien pernah mengalami penyakit, dalam hal ini alergi, sebelumnya. RPD akan menginformasikan apakah terdapat gejala sisa, kaitannya dengan penyakit sekarang dan pengaruhnya terhadap pengelolaan pasien selanjutnya.1
- Riwayat Kesehatan Keluarga Penting juga mencari tahu tentang riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui ada tidaknya penyakit herediter dari keluarga atau riwayat penyakit yang menular.2 Dalam kasus alergi, terdapat istilah atopi yaitu kecenderungan untuk menunjukkan reaksi alergi yang sifatnya diturunkan.3
- Riwayat Sosial dan Ekonomi, Riwayat sosial dan ekonomi pasien meliputi keterangan pendidikan, pekerjaan, pernikahan, kebiasaan, lingkungan, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh pasien.1,2 Hal ini penting untuk pertimbangan pengelolaan yang optimal bagi pasien.1
Dalam melakukan anamnesis, keterampilan komunikasi
seorang dokter sangatlah diperlukan. Keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan mengeksplorasi masalah pasien.2 Inti dari keterampilan
tersebut adalah bersikap empati terhadap pasien, tanggap pada komunikasi
nonverbal dari pasien, tidak menginterupsi, dan selalu memastikan kesamaan
persepsi.2
Penutup
Sebagai
tahap awal dari pemeriksaan medis yang dilakukan pada pasien, anamnesis sangat
penting dilakukan untuk mendapat informasi yang berguna untuk tahap pemeriksaan
selanjutnya. Oleh karena itu, seorang dokter harus memiliki keterampilan
komunikasi yang baik agar dapat melakukan anamnesis yang baik pula.
Referensi
- Markum HMS. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2011.
- Redhono D, Putranto W, Budiastuti VI. Komunikasi III History Taking – Anamnesis. series on the internet [cited : 2013 April 10] available from : http://fk.uns.ac.id/static/file/Manual_Semester_II-2012.pdf
- Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar edisi ke-10. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012.
No comments:
Post a Comment