Tuesday, September 10, 2019

Hipertensi: Penyakit Sejuta Umat

Sore itu ada seorang Bapak yang datang ke Poliklinik RS dengan keluhan sakit perut dan diare sejak dua hari. Dengan tidak mengesampingkan masalah di gastrointestinalnya, saya melihat tekanan darah bapak tersebut yang di atas normal. Sang Bapak pun mengaku bahwa beliau memang punya "darah tinggi" dan sering mengukur tekanan darahnya di rumah. Beliau bilang bahwa sehari-hari tensinya bisa mencapai 170-180 an, namun beliau tidak merasakan keluhan apapun sehingga tidak rutin mengonsumsi obat walaupun sudah pernah dianjurkan oleh dokter untuk minum antihipertensi. Beliau hanya minum obatnya saat hendak makan yang berlemak-lemak saja atau merasa pegal-pegal di leher dan sakit kepala.

Fenomena pasien hipertensi yang melakukan "self medication" seperti Bapak tersebut cukup banyak saya temukan. Pasien hipertensi pun seringkali menanyakan apakah obat antihipertensi harus diminum seumur hidup? Apakah darah tinggi bisa disembuhkan? Apakah jika obat tersebut dikonsumsi jangka panjang kelak akan berakibat buruk bagi ginjal? Anggapan bahwa obat-obatan  dapat merusak ginjal dalam waktu lama sudah meluas di masyarakat dan menjadikan para penderita hipertensi enggan untuk mengonsumsi obat karena khawatir ginjalnya rusak.

Bapak, Ibu, dan pembaca sekalian, kali ini saya akan mencoba memberikan sebuah penjelasan mengenai apa itu hipertensi dan berbagai hal menarik di baliknya. Semoga bermanfaat.



Hipertensi adalah kondisi di mana seseorang memiliki tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Penyebabnya bisa beragam namun paling banyak adalah akibat dari interaksi multifaktorial yaitu genetik dan gaya hidup. Hipertensi tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol. Apa saja sih tanda-tanda tekanan darah kita tinggi? Sayangnya, sebagian besar hipertensi itu asimptomatik alias tidak bergejala, dan ditemukan pada saat seseorang melakukan pengukuran tekanan darah untuk tujuan lain. Lalu apa bahayanya hipertensi yang tidak terkontrol? Target organ utama dari hipertensi adalah pembuluh darah dan monggo dibayangkan semua organ dalam tubuh kita memiliki pembuluh darah untuk bisa tetap hidup, termasuk organ-organ penting kita seperti otak, jantung, ginjal, mata, dsb. Pembuluh darah ada yang berukurang sebesar selang air sampai yang ukurannya sangaat kecil dan mikroskopis. Bisa dibayangkan jika pembuluh darah yang mikroskopis ini menerima tekanan yang begitu besar, pembuluh ini bisa rusak bahkan pecah. Kalau di otak pecahnya, terjadilah stroke, kalau di ginjal rusaknya ya jadi gagal ginjal, kalau di jantung, bisa serangan maupun gagal jantung. Begitulah seramnya hipertensi karena sifatnya yang tidak bergejala namun bisa membahayakan organ penting di tubuh kita, kita menyebutnya "silent killer". Karenanya, penyakit ini perlu dikontrol dengan kolaborasi dari intervensi gaya hidup dan pengobatan.

Cara mengontrol hipertensi yang pertama adalah diet. Diet yang sehat untuk hipertensi disebut sebagai DASH. Inti dari diet untuk hipertensi bukanlah tidak makan sama sekali melainkan membatasi asupan garam serta perbanyak sayur dan buah. Natrium dalam garam menjadi salah satu zat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jadi coba jangan terlalu banyak makan yang asin-asin ya! Sayur dan buah juga sangat penting di samping membatasi asupan lemak jenuh serta gula sederhana. Sebenarnya, tidak hanya untuk orang hipertensi, yang penting adalah kandungan gizi serta porsi dari makanan kita haruslah lengkap serta seimbang, tidak berat di karbo atau lemak saja. Dengan demikian diharapkan kita bisa terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif lainnya juga.

Kedua adalah berolahraga teratur. Anjurannya adalah melakukan olahraga aerobik intensitas sedang selama 150 menit perminggu (bisa 30 menit sehari selama 5 hari). Namun, perlu diingat bahwa intensitas olahraga juga harus disesuaikan dengan kemampuan. Seseorang dengan penurunan kapasitas kerja jantung umumnya mengalami "dyspnea on effort" atau sesak jika beraktivitas berlebihan sehingga sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter untuk menentukan target olahraganya.

Ketiga adalah mengontrol stress dan emosi. Saat kita marah hormon stress meningkat dan hormon ini juga punya peran dalam pathway atau jalur pengaturan tekanan darah kita. Jangan marah-marah ya! Coba lebih luwes, banyak bersyukur, serta sabar. Bukankan Allah bersama orang-orang yang sabar? :)

Keempat adalah istirahat yang cukup. Istirahat sangat diperlukan namun tentu tidak dalam porsi berlebihan. Jangan lupa mengatur waktu untuk istirahat juga untuk olahraga agar hidup ini tidak sedenter.

Kelima adalah rutin kontrol dan konsumsi obat antihipertensi. Obat antihipertensi diresepkan apabila dengan perubahan gaya hidup, target tekanan darah belum tercapai. Rutin mengukur tekanan darah sangatlah penting sebab kembali lagi ke masalah hipertensi yang tidak menimbulkan gejala. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan satu minggu sekali, namun jika bisa setiap hari juga lebih bagus. Oleh karena itu seringkali pasien hipertensi disarankan memiliki alat pengukur tekanan darah sendiri. Nah, apakah obat antihipertensi bisa merusak ginjal dalam waktu lama? Jawabannya tidak, justru sebagian obat antihipertensi memiliki efek protektif terhadap ginjal. Jika tekanan darah dibiarkan tidak terkontrol itulah yang menyebabkan kerusakan ginjal dalam waktu lama.

Nah sekian info tentang hipertensi, jika ada pertanyaan monggo di kolom komentar ya :)
Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment