Belajar di obsgyn membuka mataku akan pentingnya kesehatan perempuan sebagai tonggak kesehatan bangsa. Di modul ini juga seringkali aku harus mengelus dada karena berbagai drama yang ada. Di saat ada anak umur 17 tahun yang menginginkan anaknya segera meninggalkan rahimnya karena ia benci padanya, ada juga seorang ibu yang sudah sangat lama menantikan hadirnya buah hatinya namun harus berakhir kecewa karena ia mengalami abortus maupun intrauterine fetal death. Di saat ada remaja yang menyesali ia harus hamil di luar nikah, dan bukan hamil betulan ternyata jadinya hamil anggur, ada pula mbak-mbak yang sengaja ingin dinikahi hingga ia memaksakan diri jadi korban namun malah hamil ektopik.
Tuhan itu adil, memberikan cobaan pada makhluknya untuk menguji dan menaikkan tingkatnya.
Satu hal yang juga selalu menggetarkan hatiku setiap hari di obsgyn adalah melihat perjuangan ibu saat melahirkan, jadi ingat mama... Aku jadi membayangkan betapa kesakitannya mama dan betapa relanya ia merasakan itu semua, bahkan tangis bahagia yang tercurah setelah semua kesakitan itu dilalui. Kadang aku bertanya, sanggupkah aku sebagai wanita menjalaninya kelak?
Tapi Allah sudah berjanji bahwa tidak ada ujian yang diberikan melampaui kemampuan kita, dan bukankah untuk naik kelas kita perlu lulus ujian? Sekali lagi, tak ada pelaut ulung yang lahir dari samudra tenang tak berombak.
Terimaakasih Obsgyn! :)
Suatu hari di ER Kebidanan RSP |